4PM (2024)

Guru filsafat Jung-in dan istrinya Hyun Suk telah hidup dengan cukup baik dan memutuskan untuk menukar hiruk pikuk Seoul dengan sebuah rumah yang sangat indah di samping danau di pedesaan terpencil. Tempat yang ideal untuk memimpikan buku barunya. Aaah ya – keheningan yang menyenangkan, kicauan burung di pepohonan, kolam yang beriak pelan… dan seorang tetangga yang ramah dan sudah lanjut usia, Yuk Nam, yang mengunjungi mereka di hari pertama. Pada pukul 4 tepat, dia muncul di depan pintu mereka, duduk di sofa dan kemudian, selama dua jam berikutnya, menjadi semacam lubang hitam di mana semua upaya percakapan pasangan itu mati perlahan, merangkak, dan hanya sesekali bertemu dengan gerutuan, jawaban bersuku kata satu. Pada pukul 6 sore, pria itu tiba-tiba berdiri dan pergi. Sungguh melegakan! Itu pasti merupakan dua jam yang paling canggung yang pernah mereka habiskan. Tentunya, pria itu merasa sudah menjadi kewajibannya untuk mengunjungi mereka demi kesopanan dan itulah akhirnya. Kecuali, keesokan harinya pada pukul 4 pagi, bel rumah mereka berdering. Oh, tetangga! Kejutan yang menyenangkan! Maukah Anda duduk? Sekali lagi diikuti dengan dua jam yang sangat lambat dan penuh dengan keheningan yang canggung. Sebuah ritual yang terus berlangsung di depan mata mereka yang tidak percaya pada hari ketiga, keempat, kelima, keenam belas, perlahan-lahan membuat mereka gila. Dan istri sang tetangga belum juga menampakkan diri…